Blackberry, data center dan masalah blokir hangat ditulis di media elektronik maupun koran harian yang beredar, sampai menkominfo akhirnya menulis surat ke RIM ( Research in Motion ) Canada sebagai penyedia layanan Blackberry, untuk menempatkan data center di Indonesia.
Saya menulis ini tidak mewakili instansi manapun, dan tulisan ini adalah apa yang terlintas di pikiran saya saja, mengenai apa manfaat yang bisa diambil dari data center Blackberry jika di tempatkan di Indonesia.
Kita tahu bahwa data center RIM, untuk layanan Blackberry, hanya ada di Canada, dan jika tidak salah satu lagi ada di Inggris, dan mereka punya jalur khusus dari jaringan internet dari seluruh dunia yang tersambung langsung dengan kedua data center tersebut, termasuk dari Indonesia, melalui beberapa provider telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata, juga beberapa provider lain selain ketiga pemain terbesar itu.
Sambungan tadi diperuntukan melayani beberapa keperluan, dan salah satunya adalah untuk Blackberry Messenger, atau layanan pesan antar pengguna Blackberry, seperti layaknya Yahoo Messenger, hanya saja RIM membuat layanan pesan ini hanya dapat diaktifkan melalui handset Blackberry, sampai saat ini belum ada handset, atau emulator software yang bisa beroperasi meniru dan mempergunakan protocol Blackberry Messenger.
Layanan antar pesan tersebut juga dirancang dengan mempergunakan enkripsi data, yang berfungsi untuk memperkecil kemungkinan tersadapnya pesan oleh orang lain yang tidak berhak, termasuk RIM sendiri, dan enkripsi juga berfungsi untuk memperkecil volume pesan, yang tujuan akhirnya adalah penghematan lalu lintas data pada koneksi internet atau bandwidth.
Saya membayangkan bahwa proses kirim dan terima pesan antara pengguna Blackberry Messenger adalah, dari pengguna A, mengirim pesan ke pengguna B, maka data tersebut sebenarnya adalah dari pengguna A, lewat provider yang dipergunakan, kemudian dikirim ke data center Blackberry di Canada, atau mungkin ke Inggris, lalu data tersebut akan dikirim melalui providernya, sebelum akhirnya sampailah data tersebut ke pengguna B.
Sekarang, saya mengajak anda untuk membayangkan, bahwa anda adalah pengguna A seperti yang saya sebut tadi, dan teman anda sebagai pengguna B, kemudian anda mengirim pesan lewat BBM ( Blackberry Messenger ) dengan isi “makan siang yuk”, maka pesan tersebut akan di kirim ke provider, lalu ke data center RIM yang di Canada atau Inggris, balik lagi ke Indonesia lewat provider dan akhirnya ke handset teman anda, padahal anda dan teman anda tersebut, sama-sama berada di Jakarta.
Dilihat dari biaya yang harus dikeluarkan dari anda ataupun teman anda adalah, biaya pengiriman pesan dari anda ke provider, dari provider ke RIM yang ada di luar negeri yang berarti lebih mahal, karena sebanding lurus dengan jarak, lalu dari RIM ke provider teman anda, lalu dari provider ke handset teman anda.
Saya kira tidak ada yang menolak apabila seseorang ditawarkan biaya yang lebih murah untuk layanan Blackberry, dengan memotong rangkaian pejalanan dari pesan yang anda kirim atau terima, caranya adalah perjalanan pesan yang ada kirim atau terima bukan melalui data center RIM yang di Canada atau Inggris, tapi di Indonesia, atau dengan kalimat yang lebih mudah adalah, tidak perlu bayar interlokal karena lebih dekat.
Selain itu, kecepatan pengiriman pesan Blackberry Messenger akan meningkat sebab berkurangnya beban kerja data center Canada atau Inggris, karena terbagi dengan beban kerja data center yang ada di Indonesia, juga selain lebar bandwidth yang seharusnya keluar negeri terlebih dahulu.
Dua hal diatas adalah keuntungan yang didapatkan pengguna Blackberry apabila RIM mau menempatkan data centernya di Indonesia, dan sebenarnya masih banyak lagi keuntungan dan manfaat yang bisa di ambil oleh pemerintah, serta rakyat di Indonesia ini.
Post A Comment:
0 comments: